TEACHER'S SIDE FUN AND JOY

Senin, 23 Februari 2009

BEBERAPA ALTERNASI TEAM TEACHING

Bila beban jam mengajar guru tersertifikasi sejumlah 24 jam betul-betul secara kaku dilaksanakan pasti akan terjadi benturan di lapangan. Hal ini disebabkan jumlah tatap muka antara satu mata pelajaran per minggu dengan mata pelajaran yang lain berbeda. Misalnya; mata pelajaran bahasa Inggris di SMA berlaku 4 jam pelajaran. Bila di satu sekolah dengan rombel sejumlah 21 kelas dengan guru bahasa Inggris sejumlah 3 orang, maka masing-masing guru akan mendapat jatah sejumlah 28. Ini berarti masing-masing guru tersebut telah memenuhi jumlah jam yang ditetapkan. Bagaimana halnya dengan guru Sejarah atau Geografi yang hanya memiliki 2 jam pelajaran ? Katakanlah untuk sementara para guru yang sudah lulus sertifikasi mengambil jam milik guru lain yang belum sertifikasi, lalu bagaimana guru tersebut dapat naik pangkat kalau jam mengajarnya pun jauh di bawah 18 jam yang ditentukan untuk penghitungan angka kredit.
Bila alternasi team teaching ini dilaksanakan dan digunakan untuk menghitung jumlah jam mengajar barangkali para guru bisa bernafas lega. Mungkin banyak pihak yang masih berkeberatan dengan kegiatan team teaching. Alih-alih team teaching tetapi hanya gantian mengajar. Misalnya hari ini guru A yang mengajar maka pertemuan minggu depan kelas akan diajar oleh guru B. Kegiatan tersebut bukan termasuk satu di antara alternasi team teaching. Di bawah ini disajikan beberapa alternasi team teaching atau mengajar bersama yang disarikan dari (http://coe.jmu.edu/esc/Consortium_Co-teaching.)
1. One teach, one support
Alternasi ini mensyaratkan satu guru mengajar, sementara guru lain bergerak ke sekeliling ruangan kelas untuk memantau kegiatan siswa dan membantu kesulitan siswa secara individu.
2. Parralel Teaching
Dua orang guru merencanakan bersama namun untuk mengajarnya, kelas dibagi dua kelompok. Masing-masing guru mengajar pokok bahasan yang sama.
3. Alternative Teaching
Dalam alternative teaching, seorang guru mengajar sementara guru lain bekerja dengan sekelompok siswa di dalam atau di luar kelas. Sekelompok siswa ini tidak mengikuti pelajaran namun bisa saja bekerja bersama guru tadi untuk menyelesaikan tugas yang belum selesai, atau bahkan melakukan kegiatan pengayaan bagi para siswa yang masuk dalam kategori top level.
4. Station Teaching
Dua guru membagi isi pembelajaran, masing-masing guru bertanggung jawab dalam perencanaan dan pelaksanaan. Kelas dibagi menjadi berbagai macam induk (stasiun) pembelajaran. Misalnya, ada tiga stasiun pelajaran Biologi, masing-masing melakukan percobaan yang berbeda, dapat diatur oleh guru mana yang mmembutuhkan perhatian dan pengawasan lebih maka di situ guru berada.
5. Team Teaching
Kedua guru bertanggung jawab terhadap perencanaan, keduanya berbagi instruksi kepada semua siswa. Materi pelajaran diajarkan oleh kedua guru yang secara aktif terlibat dalam percakapan, bukan ceramah untuk mendorong terjadinya diskusi pada diri siswa. Kedua guru aktif mengelola pembelajaran dan kedisiplinan siswa.
Akhirnya semoga pemahaman tentang team teaching atau co teaching ini dapat digunakan sebagai langkah untuk mengambil kebijakan dalam menentukan jumlah jam mengajar 24 jam yang harus dipenuhi setelah guru dinyatakan lulus sertifikasi guna memperoleh hak penerimaan tunjangan sebesar satu bulan gaji. Semoga.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda